Sunday 28 February 2010

Apa Benar Umar Sudah Gila ?

Apakah benar, Khalifah Umar bin Khaththab telah berubah ingatan? Banyak yang melihatnya dengan mata kepala sendiri. Barangkali karena Umar di masa mudanya sarat dengan dosa, seperti merampok, mabuk-mabukkan, malah suka mengamuk tanpa berperi kemanusiaan, sampai orang tidak bersalah banyak yang menjadi korban. Itulah yang mungkin telah menyiksa batinnya sehingga

ia ditimpa penyakit jiwa.

Dulu Umar sering menangis sendirian sesudah selesai menunaikan salat. Dan tiba-tiba ia tertawa terbahak-bahak, juga sendirian. Tidak ada orang lain yang membuatnya tertawa. Bukankah hal itu merupakan isyarat yang jelas bahwaUmar bin Kaththab sudah gila?

Abdurrahman bin Auf, sebagai salah seorang sahabat Umar yang paling akrab,merasa tersinggung dan sangat murung mendengar tuduhan itu. Apalagi, hampirsemua rakyat Madinah telah sepakat menganggap Umar betul-betul sinting. Dan,sudah tentu, orang sinting tidak layak lagi memimpin umat atau negara.

Yang lebih mengejutkan rakyat, pada waktu melakukan salat Jum'at yang lalu,ketika sedang berada di mimbar untuk membacakan khotbahnya,sekonyong-konyong Umar berseru, "Hai sariah, hai tentaraku. Bukit itu, bukit itu, bukit itu!"Jemaah pun geger. Sebab ucapan tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan isi khotbah yang disampaikan. "Wah, khalifah kita benar-benar sudah gila," gumam rakyat Madinah yang menjadi makmum salat Jumat hari itu.

Tetapi Abdurrahman tidak mau bertindak gegabah, ia harus tahu betul, apa sebabnya Umar berbuat begitu. Maka didatanginya Umar, dan ditanyainya,"Wahai Amirul Mukminin. Mengapa engkau berseru-seru di sela-sela khotbah engkau seraya pandangan engkau menatap kejauhan?" Umar dengan tenang menjelaskan, "Begini, sahabatku. Beberapa pekan yang lewat aku mengirimkan Suriah, pasukan tentara yang tidak kupimpin langsung, untuk membasmi kaum pengacau. Tatkala aku sedang berkhotbah, kulihat pasukan itu dikepung musuh dari segala penjuru. Kulihat pula satu-satunya benteng untuk mempertahankan diri adalah sebuah bukit dibelakang mereka. Maka aku berseru: bukit itu,bukit itu, bukit itu!"

Setengah tidak percaya, Abdurrahman megerutkan kening. "Lalu, mengapa engkau dulu sering menangis dan tertawa sendirian selesai melaksanakan salat fardhu?" tanya Abdurrahman pula. Umar menjawab, "Aku menangis kalau teringat kebiadabanku sebelum Islam. Aku pernah menguburkan anak perempuanku hidup-hidup. Dan aku tertawa jika teringat akan kebodohanku. Kubikin patung dari tepung gandum, dan kusembah-sembah seperti Tuhan."

Abdurrahman lantas mengundurkan diri dari hadapan Khalifah Umar. Ia belum bisa menilai, sejauh mana kebenaran ucapan Umar tadi. Ataukah hal itu justru lebih membuktikan ketidakwarasannya sehingga jawabannya pun kacau balau? Masak ia dapat melihat pasukannya yang terpisah amat jauh dari masjid tempatnya berkhotbah?

Akhirnya, bukti itupun datang tanpa dimintanya. Yaitu manakala sariah yang dikirimkan Umar tersebut telah kembali ke Madinah. Wajah mereka berbinar-binar meskipun nyata sekali tanda-tanda kelelahan dan bekas-bekas luka yang diderita mereka. Mereka datang membawa kemenangan.

Komandan pasukan itu, pada hari berikutnya, bercerita kepada masyarakat Madinah tentang dasyatnya peperangan yang dialami mereka. "Kami dikepung oleh tentara musuh, tanpa harapan akan dapat meloloskan diri dengan selamat.Lawan secara beringas menghantam kami dari berbagai jurusan. Kami sudah luluh lantak. Kekuatan kami nyaris terkuras habis. Sampai tibalah saat salat Jumat yang seharusnya kami kejakan. Persis kala itu, kami mendengar sebuah seruan gaib yang tajam dan tegas: "Bukit itu, bukit itu, bukit itu!" Tiga kali seruan tersebut diulang-diulang sehingga kami tahu maksudnya.Serta-merta kami pun mundur ke lereng bukit. Dan kami jadikan bukit itu sebagai pelindung di bagian belakang. Dengan demikian kami dapat menghadapi serangan tentara lawan dari satu arah, yakni dari depan. Itulah awal kejayaan kami."

Abdurrahman mengangguk-anggukkan kepala dengan takjub. Begitu pula masyarakat yang tadinya menuduh Umar telah berubah ingatan. Abdurrahman kemudian berkata, "Biarlah Umar dengan kelakuannya yang terkadang menyalahi adat. Sebab ia dapat melihat sesuatu yang indera kita tidak mampu melacaknya"

Dari buku Kisah Teladan - K.H. Abdurrahman Arroisi

Monday 22 February 2010

Jalan Kehidupan

Selamat atas kelahiran si fulan, semoga menjadi anak yang sholih.

Setiap insan tentu pernah mengalami hal itu. Yakni kelahiran, munculnya sang bayi ke dunia. Ada yang terlahir di rumah sakit mewah klas VIP ada juga yang di kelas ekonomi, ada yang terlahir dibantu bidan, ada yang terlahir dibantu dukun bayi, bahkan ada pula ibu yang melahirkan sendiri di rumah tanpa
ada dokter, dukun maupun bidan di sampingnya.

Semua cara kelahiran itu akan melahirkan makhluk baru yang mungil, lucu. Sehingga setiap orang yang memandang akan terharu biru, senang dan bahagia kecuali orang yang dzolim.

Wahai sobat, ketika sang bayi terlahir ke dunia. Dua jalan terbuka lebar, jalan penentu masa depan kehidupan sang bayi. Dan ketahuilah jalan itu akan terbuka dan terus berdampingan selama perjalanan kehidupan sang bayi di dunia hingga berpulang kepada Sang Pencipta.

Sang Pencipta, Allah SWT telah berfirman dalam Q.S As-Syams (ayat 8-10): “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (8). Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, (9). Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (10).”

Jalan Fasik dan Jalan Takwa adalah jalan yang selalu berdampingan. Jangan membayangkan jalan itu adalah yang berlawanan arah. Sepanjang perjalanan hidup, setiap insan akan dibayang-bayangi oleh kedua jalan tersebut.

Ketika anda seseorang memilih untuk menempuh jalah fasik yang berakhir pada kerugian, bukan berarti jalan takwa tertutup baginya. Jalan takwa akan terus terbuka dan siap dimasuki manakala seseorang itu menginginkan masuk ke dalam jalan takwa.

Dan sebaliknya ketika seseorang telah memilih jalan takwa, bukan berarti jalan fasik akan tertutup dan pergi sejauh mungkin dari pemilih jalan takwa itu. Akan tetapi, jalan fasik akan terus membayangi dan siap menerima para insan di jalan ketakwaan untuk ikut masuk kepada jalan kefasikan.

Manusia diberikan hak memilih antara kedua jalan itu dengan konsekuensi masa depan yang dibawa oleh masing-masing pilihan.

Wahai sahabat,
Jika anda memilih jalan fasik, sesungguhnya ada jalan yang lebih baik dan lebih mulia yang siap memuliakan anda dan membawa anda kepada kebahagiaan. Masukilah jalan takwa, sungguh anda akan menjadi orang yang beruntung.

Wahai sahabat,
Jika anda telah memilih jalan takwa, bentengi jalan takwa anda dengan benteng yang tinggi lagi kokoh, agar tidak terjerumus ke dalam jalan fasik. Sungguh, jalan fasik itu melenakan dan siap melumat siapa saja yang mencoba memasukinya.

Semoga Allah senantiasa menunjukkan jalan yang lurus kepada hamba-Nya yang telah meniti jalan takwa. Dan semoga Allah membuka pintu hidayah bagi mereka yang masih terjerumus di jalan kefasikan.






Wednesday 17 February 2010

BERDIRINYA MASJID AGUNG DI DEMAK

Sejarah berdirinya Masjid Agung di Demak berhubungan erat dengan sejarah kerajaannya. Sebab sudah merupakan tradisi bagi umat Islam, semenjak zaman Nabi Muhammad saw, bahwa berdirinya negara Islam didahului atau dibarengi dengan didirikannya masjid.
Demikian pula halnya di Jawa, termasuk juga Demak.

Sebagaimana kita maklum, Demak adalah Pusat kegiatan para wali ketika itu dalam menyiarkan dan menyebarkan agama Islam di Jawa. Terutama pusat kegiatan dalam lapangan politik. Dan pertama yang didirikan adalah masjid, karena masjid dalam pandangan Islam merupakan pusat kegiatan dalam segala aspek kehidupan ummat Islam.
Ada yang mengatakan, bahwa masjid wali yang bersejarah itu didirikan pada hari Kamis Kliwon malam Jum’at Legi bertepatan dengan tanggal 1 Dzulqoidah tahun Jawa 1428.
Akan tetapi ada pula pendapat lain mengenai tahun berdirinya masjid Agung Demak.
I.Pendapat yang pertama mengatakan, bahwa masjid Agung Wali Demak itu didirikan pada tahun Saka 1388, berdasarkan candrasengkala, naga salira wani, yaitu pengambilan dari gambar petir yang ada di pintu tengah.
II.Pendapat yang kedua mengatakan, bahwa masjid Demak itu didirikan pada th. Saka 1401, berdasarkan gambar bulus yang terdapat di dalam pengimaman masjid. Gambar bulus mana diartikan :
a.Kepala bulus berarti angka satu (1).
b.Kaki 4 berarti angka empat (4).
c.Badan bulus berarti angka nol (0).
d.Ekor bulus berarti angka satu (1).
Jadi dari gambar bulus inilah diambil sebagai pedoman bagi tahun berdirinya masjid Demak.
Ada juga yang berpendapat bahwa masjid Demak didirikan pada tahun 1428. Hanya saja yang kurang begitu dimengerti adalah dasar apakah yang dipakai untuk menentukan, bahwa masjid Demak itu didirikan pada tahun 1428.
Sepanjang apa yang kita ketahui, menurut kepercayaan masyarakat setempat masjid Wali di Demak itu memang benar didirikan oleh para wali sanga, sewaktu mereka hendak memperluas agama Islam di tanah Jawa, dengan menjadikan Demak sebagai pusatnya.

Tuesday 16 February 2010

BERDIRINYA KERAJAAN ISLAM DI DEMAK

Dalam penyiaran dan perkembangan Islam di Jawa, umumnya para mubaligh Islam dikenal dengan sebutan Wali. Mereka ini mensentralisir aktivitasnya, dengan menjadikan kota Demak sebagai pusat kegiatan mereka. Atas perintah Sunan Ampel, Raden Patah ditugaskan mengajarkan agama Islam serta membuka pesantren di desa Glagah Wangi
termasuk daerah kabupaten Jepara pada waktu itu, yang kemudian dikenal dengan nama Bintoro.
Pada kira-kira tahun 1475 M. Raden Patah mulai melaksanakan perintah gurunya dengan jalan membuka madrasah atau pondok pesantren di desa tersebut. Rupanya tugas yang diberikan kepada Raden Patah dijalankan dengan sebaik-baiknya. Lama kelamaan desa Glagah Wangi ramai dikunjungi orang. Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan agama, tetapi kemudian menjadi pusat perdagangan bahkan akhirnya menjadi pusat kerajaan Islam pertama di Jawa.
Desa Glagah Wangi, dalam perkembangannya kemudian karena ramainya akhirnya menjadi Ibukota negara dengan nama Bintoro Demak, mengenai nama Bintoro ini terdapat berbagai pendapat. Menurut keterangan dari Dr. R.M. Soetjipto Wirjosoeparto:
“Demak dari bahasa Kawi : artinya ialah pegangan (pemberian). Yang dimaksud Demak itu sesungguhnya daerah yang dihadiahkan rupa-rupanya oleh raja Majapahit kepada R. Patah. Daerah yang dihadiahkan oleh raja itu selalu disertai surat resmi semacam besluit yang dipegang oleh orang yang menerimanya. Apabila R. Patah menerima hadiah tanah di pantai utara Jawa pemberian ini diberikan kepadanya (Demak), untuk dipegang (dikuasai). Adapun kata Bintoro, saya belum pernah dengar. Menurut paham saya, rupa-rupanya Bintoro berhubungan dengan perkataan betoro, dan betoro dengan betoro yang dalam Agama Hindu dianggap bertahta dibukit kramat yang bernama Himalaya atau Parwata, keterangan ini diperkuat oleh nama bukit perwata di Grobogan.”
Kalau menurut Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjcaraka, nama Demak itu adalah dari bahasa Jawa kuno, ujarnya :
“Menurut riwayat, Demak itu menurut bahasa Jawa kuno, artinya hadiah; Demak-cerkam.x)
Sedangkan menurut pendapat Hamka, Demak itu berasal dari bahasa Arab :
“Menurut pendapat saya, kata Demak itu berasal dari bahasa Arab: “Dama”, artinya “air mata”. Karena kesulitan menegakkan Islam, maka dinamakan Demak”.
Adapun H. Oemar Amin Hoesin berpendapat :
“Demak mungkin berasal dari kata bahasa Arab Dimyat ( ) suatu nama kota yang terdapat di Mesir. Sebab pada zaman Khalifah Fatimyah guru-guru
agama banyak yang datang ke Indonesia, adalah dari sana.”
Akan tetapi menurut pendapat penulis, besar dugaan Demak itu adalah dari bahasa Arab. Dhima’ yang artinya rawa. Hal ini mengingat, bahwa di daerah Demak dimana ibukota Islam itu didirikan, adalah tanahnya kebanyakan berasal dari bekas rawa. Bahkan sampai sekarang jika musim hujan di daerah Demak sering digenangi air, maklumlah karena tanahnya adalah bekas rawa.
Dan kerajaan Islam pertama di Jawa ini diduga berdiri pada tahun 1478 M. Hal ini didasarkan atas jatuhnya kerajaan Majapahit yang diberi tanda candrasengkala: Sirna hilang kertaning bhumi, yang berarti tahun Saka 1400 atau tahun 1478 M, pada masa pemerintahan Prabu Kertabumi Girindra Wardhana yang juga bergelar dengan Brawijaya VI (1478-1498) yang berkedudukan di Keling sebelah timur laut Kediri, di Jawa Timur. Sesudah itu berkuasa Prabu Udara Brawijaya VII (1498-1518) di Kediri yang dikabarkan kemudian kalah perang dengan tentara Demak. Karena itu berselisihlah para ahli sejarah dalam menentukan tahun berdirinya kerajaan Islam di Demak. Ada yang menentukan tahun berdirinya kerajaan Islam di Demak. Ada yang menentukan tahun 1478 M. berdasarkan candrasengkala tersebut di atas akan tetapi ada pula yang menetapkan tahun 1518 M, adapun alasannya ialah oleh karena pada tahun tersebut adalah merupakan tahun berakhirnya masa pemerintahan Prabu Udara Brawijaya VII, yang kalah perang dengan tentara Raden patah dari Demak.
Jika hal ini kita bandingkan dengan keadaan kita sekarang, rupanya apa yang menjadi perselisihan pendapat dari para ahli sejarah tentang tahun berdirinya kerajaan Demak. Maka sebagai contoh, kita ambil misalnya Sejarah Republik Indonesia, yang lahir pada waktu proklamasi 17 Agustus 1945. Akan tetapi pengakuan secara de facto maupun de jure oleh pihak Belanda barulah berlaku pada saat penyerahan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949. Mungkin dari kejadian di atas, para ahli sejarah akan berselisih paham.
Ada yang berpendapat bahwa Republik Indonesia itu resminya lahir 17 Agustus 1945, akan tetapi mungkin ada yang berpendirian, bahwa Republik Indonesia secara de jure baru diakui sah baik oleh Belanda maupun dunia luar baru pada 27 Desember 1949. Demikian juga mengenai tahun berdirinya kerajaan Demak, barangkali kerajaan Demak itu dahulu secara resmi didirikan pada tahun 1478 M. Akan tetapi baru diakui sah berdirinya oleh para ahli sejarah, pada tahun 1518 M. Setelah kekuasaan tampak besar, serta dapat memperoleh kemenangan yang gilang gemilang, sesudah berhasil memukul mundur lawannya.

Monday 1 February 2010

Penciptaan Alam Semesta

Sejauh ini kita telah menjelaskan penciptaaan makhluk hidup oleh Allah. Sekarang, waktunya kita meneliti alam semesta secara umum. Allah juga telah menciptakan alam semesta tempat kalian, bumi, matahari, tata surya, planet, bintang, galaksi, dan segalanya berada.

Sekalipun demikian, seperti halnya orang-orang yang menentang kenyataan penciptaan makhluk hidup, ada pula orang yang mengingkari kenyataan bahwa alam semesta itu telah diciptakan. Orang-orang seperti ini beranggapan bahwa alam semesta terjadi dengan tiba-tiba. Bahkan, mereka menganggap bahwa alam selalu ada. Namun, mereka tidak pernah menjelaskan pernyataan yang tidak masuk akal ini. Pernyataan mereka mirip dengan contoh berikut: Bayangkanlah bahwa kalian suatu hari berlayar sendirian dan tiba di pinggir pantai suatu pulau. Apa yang kalian pikirkan jika kalian tiba di suatu kota yang sangat maju dengan gedung-gedung pencakar langit, yang dikelilingi oleh taman-taman yang indah dan pepohonan? Kota-kota ini juga penuh dengan bioskop, restoran, dan rel kereta api. Kalian pastilah berpikir bahwa kota ini telah direncanakan dan dibangun oleh orang-orang yang cerdas, bukan? Apa yang kalian pikirkan jika seseorang berkata, “Tidak ada seorang pun yang membangun kota ini. Kota ini sudah ada begitu saja, selalu begitu, dan suatu ketika di masa lalu kami datang lalu menempatinya. Di sini, kami memperoleh semua yang kami perlukan, dan semuanya sudah ada begitu saja?”
Kalian mungkin akan berpikir dia itu gila, atau kalian juga akan berpikir bahwa ia tidak tahu apa yang dipikirkannya. Tetapi jangan pernah lupa bahwa alam semesta yang kita tempati ini justru jauh lebih luas dibandingkan kota itu. Alam semesta ini meliputi planet-planet, bintang, komet, dan bulan yang tak terhitung jumlahnya dan berbagai ragam bentuknya. Oleh sebab itu, pernyataan seseorang yang mengatakan bahwa alam semesta yang sempurna ini tidaklah diciptakan, melainkan telah ada dari dulu pastilah tidak berdasar. Bukankah demikian?
Setelah membaca bagian di bawah ini, kalian sendiri pun akan mampu memberikan jawaban terbaik. Sekarang, mari kita lanjutkan pembahasan tentang alam semesta. Simpanlah jawaban kalian untuk nanti.

- Segalanya Mulai Terbentuk dalam Suatu Ledakan Besar
Di masa ketika manusia tidak punya teropong bintang untuk mengamati langit, mereka hanya punya pengetahuan yang sangat sedikit, dan sangat tidak bisa dipercaya tentang alam semesta yang luas, dan mereka hanya sedikit mengetahuinya. Dengan kemajuan teknologi, manusia pun mempunyai informasi yang akurat tentang ruang angkasa. Pada pertengahan abad kedua belas, mereka menemukan sesuatu yang sangat penting. Alam semesta mempunyai tanggal lahir, yang artinya alam semesta tidak selalu ada dari dulu. Alam semesta, dengan kata lain bintang-bintang, planet-planet, dan galaksi-galaksi, mulai terbentuk pada tanggal tertentu. Para ilmuwan menghitung umur alam semesta adalah sekitar 15 miliar tahun.
Mereka menamakan saat alam semesta terlahir dengan ”Big Bang”, atau ledakan besar, karena 15 miliar tahun yang lalu, ketika tidak satu pun ada, segala hal tiba-tiba muncul dengan setelah ada ledakan di satu titik. Singkatnya, zat dan alam semesta, yang dianggap manusia sudah ada dari dulu, ternyata mempunyai awal. Di sini, pertanyaan pun muncul, ”Bagaimana mereka memahami adanya awal tersebut?” Sangat mudah. Zat yang menyebar dan menjauh dari benda-benda pecahan dari ledakan besar itu masih terus bergerak menjauh. Coba pikirkan sebentar! Alam semesta terus bertambah luas, bahkan pada saat ini. Bayangkanlah alam semesta seperti sebuah balon. Jika kita menggambar dua titik kecil pada balon ini, apa yang terjadi ketika balon itu kalian tiup? Titik-titik pada balon itu akan menjauh satu sama lain ketika balon itu membesar dan volumenya meningkat. Seperti pada balon ini, volume alam semesta pun juga meningkat, dan segala hal di dalamnya menjauh satu sama lain. Dengan kata lain, jarak antara bintang, galaksi, bintang, dan meteor terus meningkat.
Bayangkan bahwa kalian tengah melihat meluasnya alam semesta dalam film kartun. Bagaimana jadinya alam semesta jika kita memutar film itu dari awalnya? Tentu alam semesta itu akan kembali ke satu titik, bukan? Begitulah yang dilakukan para ilmuwan tadi. Mereka kembali ke awal Ledakan Besar tersebut dan mengetahui bahwa alam semesata yang terus meluas ini mula-mulanya adalah satu titik tunggal.
Ledakan ini, yang disebut Big Bang, menjadi titik awal keberadaan yang telah ditentukan Allah untuk ”alam semesta”. Dengan ledakan ini, Allah telah menciptakan benda-benda (partikel) yang membentuk alam semesta, sehingga segala hal pun muncul. Partikel ini menyebar dengan kecepatan tinggi. Selama kejadian ledakan itu, keadaannya hampir seperti campuran benda-benda yang terbuat dari partikel-partikel berbeda. Namun saat kekacauan besar ini mulai berubah menjadi bentuk yang teratur, Allah menciptakan atom-atom dari partikel-partikel itu, dan akhirnya bintang-bintang pun tercipta dari atom-atom. Allah telah menciptakan seluruh alam semesta dan segala hal di dalamnya.
Mari kita ambil contoh untuk memperjelas semua ini:
Pikirkanlah suatu ruangan yang sangat besar. Bisa dikatakan tidak terbatas. Hanya ada satu mangkuk yang penuh dengan cat di dalamnya. Selain itu tidak ada. Dalam mangkuk itu, segala jenis cat bercampur, membentuk warna-warna yang aneh. Bayangkanlah bahwa suatu bom meledakkan mangkuk ini, sehingga cat-cat di dalamnya menyembur ke segala tempat dalam bentuk titik-titik yang sangat kecil. Bayangkanlah bahwa jutaan titik-titik cat ini memuncrat ke segala tempat dalam ruangan ini. Sementara itu, selama penyemburan titik-titik kecil ini, suatu keanehan mulai terjadi. Bukan membentuk tumpahan yang berceceran untuk kemudian hilang, titik-titik itu justru mulai saling berbaur seolah makhluk yang cerdas. Tumpahan yang awalnya membentuk campuran warna mulai mengatur dirinya menjadi warna-warna tersendiri. Biru, kuning, merah, dan seluruh tetesan dari kelompok warna yang sama berkumpul bersama dan mulai bergerak menjauh. Tetapi, hal yang lebih aneh lagi juga terjadi: Lima ratus tetesan biru bergabung bersama dan, dalam bentuk tetesan yang lebih besar, meneruskan perjalanannya. Sementara itu, tiga ratus tetesan merah di satu sudut dan dua ratus tetesan kuning di sudut lainnya bergabung dan terus tersebar bersama. Kelompok-kelompok warna terpisah ini bergerak menjauh satu sama lain dan membentuk gambar yang indah, seolah berbuat menurut perintah seseorang.
Beberapa tetesan bergabung dan membentuk gambar bintang, yang lain menjadi gambar matahari, dan lainnya membentuk planet di sekitar matahari. Kelompok tetesan lain membentuk gambar bumi, sedang lainnya membentuk bulan. Jika kalian pernah melihat gambar seperti itu, apakah kalian akan berpikir bahwa ledakan semangkuk cat tadi secara tak sengaja membentuk gambar ini? Tentu tidak ada yang akan berpikir itu masuk akal.
Seperti yang diperlihatkan oleh cerita tentang tetesan cat ini, benda-benda muncul bersama dan membentuk gambar sempurna yang kita lihat ketika memandang langit, atau dengan kata lain bintang-bintang, matahari, dan planet-planet. Tetapi bisakah semua ini terjadi dengan sendirinya?
Bagaimana mungkin bintang-bintang di langit, planet, matahari, bulan, dan bumi terjadi karena atom-atom yang bergabung bersama secara kebetulan setelah ledakan? Bagaimana dengan ibu, ayah, teman-teman kalian, atau burung-burung, kucing, pisang, atau stroberi...? Tentu saja, semua ini sangat mustahil terjadi. Pendapat seperti itu adalah omong kosong, sama bohongnya dengan pernyataan bahwa sebuah rumah tidaklah dibuat oleh tukang-tukangnya, melainkan terjadi karena kehendak sendiri ubin dan batu bata, dan sepenuhnya secara kebetulan. Kita semua tahu bahwa batu bata yang berhamburan karena ledakan bom tidak akan bisa membentuk sebuah gubuk kecil. Semua itu akan menjadi batu dan tanah, dan suatu ketika kembali bercampur dengan bumi.
Tetapi ada suatu hal yang memerlukan perhatian khusus. Seperti yang kalian ketahui, tetesan cat adalah benda yang tidak punya akal dan tak bernyawa. Tentu mustahil bahwa tetesan cat bisa dengan tiba-tiba muncul dan membentuk gambar. Di sini, tentu saja kita berbicara tentang pembentukan makhluk hidup yang berakal. Tentu sangat mustahil jika makhluk hidup seperti manusia, tanaman, dan hewan bisa terjadi dari benda tak hidup sepenuhnya secara tak sengaja.
Untuk memahami hal ini dengan lebih baik, kita harus merenungkan tubuh kita sendiri: Tubuh kita terdiri atas molekul-molekul (yaitu, gabungan atom-atom) yang sangat kecil dan tak terlihat oleh mata, seperti protein, lemak, dan air… Semua ini membentuk sel-sel, dan sel-sel membentuk tubuh kita. Keteraturan sempurna dalam tubuh kita merupakan hasil dari suatu rancangan khusus. Allah telah menciptakan mata kita yang melihat, tangan yang memegang buku ini, dan kaki kita agar kita bisa berjalan. Allah telah menentukan sebelumnya bagaimana kita akan tumbuh dalam rahim ibu, berapa tinggi badan kita nanti, dan warna mata kita.

Dari: Harun Yahya (Indahnya Islam Kita)

Terjadinya Bentuk Kehidupan Lain

Manusia tentu bukan satu-satunya makhluk yang ada di bumi. Ada ribuan makhluk hidup lainnya, yang di antaranya kalian ketahui dan banyak yang tidak kalian ketahui. Beberapa di antara makhluk itu ada di sekitar kalian, kalian melihatnya di mana-mana. Akan tetapi, ada pula yang begitu jauh sehingga kalian hanya bisa melihatnya dalam buku-buku atau film.

Program Sempurna dalam Tubuh Manusia

Dalam halaman sebelumnya, kita menyebutkan program sempurna yang dimasukkan oleh Allah ke dalam tubuh manusia. Berkat program ini, setiap manusia mempunyai mata, telinga, tangan, dan kaki. Juga berkat program ini, meskipun ada perbedaan dalam bentuknya, semua manusia terlihat sangat mirip. Kita mirip dengan kerabat kita, dan beberapa orang mempunyai sifat yang khas karena program ini.
Misalnya, orang Cina dan Jepang umumnya mirip satu sama lain, orang Afrika punya warna kulit, bentuk muka, dan bentuk mulut serta mata yang khas.
Sekarang, mari kita pelajari program seperti apakah itu, melalui contoh berikut ini:
Kalian terlebih dahulu harus mengetahui bagaimana komputer bekerja. Seorang ahli merancang komputer tersebut. Para ahli di pabrik-pabrik khusus dengan bantuan teknologi maju juga menciptakan komponen-komponen tambahan seperti mikroprosesor, monitor, keyboard, CD, pengeras suara, dan seterusnya. Sekarang, kalian mempunyai sebuah mesin yang bisa memproses kerja yang sangat rumit. Kalian bisa bermain game atau menulis apa pun yang kalian inginkan. Namun agar semua ini terjadi, kalian membutuhkan alat yang disebut ”program”. Tanpa program ini, yang khusus dipersiapkan oleh para ahli, komputer kalian tidak akan bisa bekerja.
Selanjutnya, kita tahu bahwa tidak semua program cocok dengan semua tipe komputer. Ini berarti, programmer (orang yang menciptakan program itu) harus mengetahui komputer tersebut maupun software (yaitu alat tempat program itu ditempatkan) yang cocok dengannya. Seperti yang telah kita lihat, kita membutuhkan sebuah mesin dan program yang cocok untuk menjalankan komputer. Tetapi yang lebih penting, jika tidak ada yang merancang dan menciptakan semua itu, komputer kalian pastilah tidak akan bisa bekerja.
Tubuh manusia mirip dengan komputer. Seperti telah kita katakan tadi, ada suatu program dalam sel kita yang membuat kita ada. Sekarang pertanyaannya, bagaimana kejadiannya sehingga program ini bisa ada? Jawabannya pasti:
Allah, Yang Maha Perkasa, secara khusus telah menciptakan semua manusia. Allah-lah Yang menciptakan tubuh kita serta program yang membentuknya.
Tetapi jangan salah. Jika kita pikirkan dengan cara lain, sangat mustahil membandingkan tubuh manusia dengan sebuah komputer. Tubuh kita jauh lebih hebat daripada komputer yang paling rumit sekalipun. Otak kita saja, misalnya, jauh lebih rumit daripada komputer.
Sekarang mari kita lihat bagaimana seorang bayi terlahir ke dunia.
Mula-mula, ada suatu bagian yang sangat kecil dalam rahim ibu. Kemudian dari hari ke hari bagian yang sangat kecil ini tumbuh dan mulai terbentuk.
Tinggi tubuh kalian, warna mata kalian, bulu mata kalian, bentuk tangan-tangan kalian, dan ratusan ciri-ciri kalian semuanya ditentukan sejak awal dari kejadian paling pertama keberadaan kalian. Semua informasi ini tersimpan dalam program awal yang ditempatkan Allah dalam sel-sel. Program ini begitu sempurna dan terperinci sehingga para ilmuwan baru saja mulai bisa memahami bagaimana semua itu bekerja.
Sesuai dengan program yang ditempatkan Allah di dalam tubuh kita, kita mulai tumbuh perlahan. Itulah sebabnya pertumbuhan tubuh kita tidak terlihat aneh. Perlu waktu lama untuk tumbuh. Kita pasti akan terkejut jika program ini bekerja dengan cepat. Mata bayi yang baru lahir, yang tiba-tiba menjadi mata orang tua pastilah akan sangat mengejutkan.

Dari : Harun Yahya (Indahnya Islam Kita)

Keberadaan Manusia

Pernahkah kalian memikirkan bagaimana manusia bisa ada di dunia ini? Kamu mungkin akan berkata, ”Semua orang punya ibu dan ayah.” Namun, jawaban ini tidak tepat. Sebenarnya jawaban itu tidak bisa menjelaskan bagaimana ibu dan ayah pertama, yaitu manusia pertama, tercipta. Kamu mungkin pernah mendengar cerita-cerita tentang hal ini di sekolah dan dari orang-orang di sekitarmu.
Tetapi, satu-satunya jawaban yang benar adalah bahwa Allah-lah Yang menciptakan kalian. Kita akan mempelajari hal ini dengan mendalam dalam bab-bab berikutnya. Sekarang, ada satu hal yang harus kalian semua ketahui. Manusia pertama yang muncul di dunia ini adalah Nabi Adam Alaihissalam (AS). Seluruh manusia adalah keturunannya.
Adam AS, seperti kita, adalah manusia yang berjalan, bercakap-cakap, berdoa, dan menyembah Allah. Mula-mula Allah menciptakan dia, kemudian Allah menciptakan istrinya. Lalu anak-anak mereka tersebar di seluruh dunia.
Jangan pernah lupa bahwa Allah hanya perlu memerintahkan sesuatu untuk menciptakannya. Ketika Dia berkehendak agar sesuatu terjadi, Dia akan memerintahkan, “Jadilah!” dan sesuatu itu pun terjadi. Dia punya kekuasaan yang menyebabkan-Nya bisa melakukan segalanya. Misalnya, Dia menciptakan Adam dari tanah. Ini mudah bagi Allah.
Akan tetapi, jangan lupa bahwa juga ada orang yang mengingkari adanya Allah. Orang-orang ini memberikan jawaban lain pada pertanyaan tentang bagaimana manusia terjadi. Mereka tidak mencari kebenaran.
Misalkan ada tokoh film kartun bernama Badu. Badu berkata, “Aku terjadi karena tinta tumpah pada kertas dengan tak sengaja, cat ini juga tak sengaja tertumpah, lalu membentuk warna-warna. Jadi, aku tidak perlu siapa pun untuk menggambar diriku dan membentuk rupaku. Aku bisa terjadi sendiri, dengan kebetulan,” tentu kalian akan menganggap itu main-main saja. Kalian tahu bahwa garis-garis yang bagus, warna-warna dan gerakan dalam film kartun itu tidak bisa terbentuk hanya dengan menumpahkan cat sembarangan di sana-sini, karena menumpahkan tinta dari botolnya hanya akan menyebabkan kotoran. Kotoran tentu tidak bisa menciptakan gambar yang bagus yang terbuat dari garis-garis yang bagus pula. Agar gambar kartun ini bisa dikenali, dan bisa tercipta, yang membuatnya telah memikirkannya, merencanakannya, lalu menggambarnya.
Untuk memahami semua ini, kalian tidak perlu melihat seniman dan pelukis gambar Badu itu. Tentu kalian sudah paham bahwa pembuat gambar Badu itu telah menentukan sifatnya, bentuknya, dan warnanya, serta bagaimana cara bicaranya, jalannya, atau lompatannya.
Setelah melihat contoh ini, pikirkanlah dengan baik tentang hal berikut: Orang yang tidak setuju bahwa Allah-lah yang menciptakannya sebenarnya juga telah berbohong, sama saja seperti Badu yang kita bicarakan tadi.
Sekarang mari kita misalkan, bahwa orang seperti itu berkata pada kita. Mari kita lihat cara orang ini mencoba menerangkan bagaimana dia dan semua manusia tercipta.
“Aku, ibu dan ayahku, orang tua mereka, dan orang tua yang pertama tinggal di bumi di masa lalu muncul secara tak sengaja. Kejadian tak sengaja (kebetulan) ini menciptakan tubuh, mata, telinga, dan seluruh bagian tubuh kita.”
Kata-kata orang ini, yang mengingkari Allah yang telah menciptakannya, sama saja dengan kata-kata Badu tadi. Satu-satunya perbedaannya adalah, Badu tercipta dari garis-garis dan cat di selembar kertas. Orang tadi, sebaliknya, adalah manusia yang tubunya terdiri dari daging dan tulang. Tetapi, adakah bedanya? Bukankah orang tersebut adalah makhluk yang tubuhnya lebih rumit dan lebih sempurna dari tokoh kartun Badu tadi? Bukankah tubuhnya terdiri dari jantung, hati, darah, dan banyak lagi? Dengan kata lain, jika Badu mustahil terjadi secara tak sengaja, maka tentu akan lebih mustahil lagi jika manusia tersebut tercipta secara tak sengaja. Sekarang, ayo kita tanya orang tersebut:
”Kamu punya tubuh yang bagus yang tidak ada cacat dan celanya. Tanganmu bisa memegang benda-benda dengan sangat baik, bahkan lebih baik daripada mesin yang canggih. Kamu bisa berlari dengan kakimu. Kamu punya pandangan mata yang sempurna, lebih tajam daripada kamera yang kualitasnya tertinggi. Kamu tidak pernah mendengarkan suara-suara yang tidak kamu inginkan. Tidak ada radio atau tape yang bisa menghasilkan suara sejernih itu. Banyak bagian-bagian tubuhmu yang tidak kamu sadari bekerja bersama-sama agar kamu tetap hidup. Misalnya, meskipun kamu tidak bisa mengendalikan apa-apa agar jantung, ginjal, atau hatimu tetap bekerja, semua itu tetap saja bekerja tanpa cacat dan cela. Sekarang, ratusan ilmuwan dan insinyur bekerja tanpa kenal lelah untuk merancang mesin-mesin yang mirip dengan alat-alat tubuh ini. Namun, usaha mereka tidak menghasilkan apa pun. Inilah buktinya, kamu adalah makhluk yang sempurna, yang tidak bisa ditiru oleh manusia. Bagaimana kamu menjelaskan ini?”
Orang yang mengingkari bahwa Allah-lah yang menciptakan segalanya mungkin akan berkata:
"Aku juga tahu bahwa kita punya tubuh yang tidak bercela dan alat-alat tubuh yang sempurna. Tetapi aku yakin bahwa: atom-atom yang tidak hidup dan tidak sadar muncul sekaligus tanpa sengaja untuk membentuk alat-alat tubuh dan tubuh kita."
Kalian tentu bisa melihat bahwa kata-katanya ini tidak masuk akal dan aneh. Berapa pun umurnya dan apa pun pekerjaannya, orang yang menyebutkan hal seperti ini tentu tidak mampu berpikir dengan jernih dan mempunyai pemikiran yang keliru. Dan yang mengejutkan, kita sering sekali menemukan orang yang yakin dengan hal yang tak masuk akal ini.
Karena mesin yang paling sederhana pun pasti ada yang membuatnya, makhluk yang rumit seperti manusia tentu tidak bisa terjadi dengan tak sengaja. Tidak diragukan lagi, Allah-lah yang menciptakan manusia pertama. Allah juga yang menciptakan alat-alat tubuh manusia pertama itu sehingga bisa berkembang biak dan sehingga muncullah keturunan-keturunan berikutnya. Allah memastikan bahwa umat manusia akan terus berkembang biak dengan program yang dimasukkannya dalam sel-sel manusia itu. Kita juga terjadi berkat program yang diciptakan oleh Allah ini, dan terus tumbuh sesuai dengan program itu. Yang akan kalian baca mengenai masalah ini di halaman-halaman berikutnya akan membuat kalian bisa mencapai pemahaman yang lebih baik tentang kenyataan bahwa Allah, Pencipta kita, memiliki kekuasaan dan kearifan yang tak terbatas.

Dari : Harun Yahya (Indahnya Islam Kita)

ALLAH PENCIPTA KITA SEMUA

Kalian sering mendengar manusia menyebutkan kata ”Allah.” Mereka biasanya mengucapkannya dalam kalimat, ”Semoga Allah memberkatimu, ”Jika Allah berkehendak,” ”Insya Allah,” ”Semoga Allah mengampunimu,” dan seterusnya.
Ini adalah kalimat-kalimat yang digunakan ketika kita mengingat Allah, berdoa kepada-Nya, atau meninggikan-Nya.

Misalnya, “Semoga Allah melindungimu” menjelaskan kenyataan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang tak terbatas pada diri kalian dan segala makhluk, bernyawa atau tak bernyawa, di sekitarmu. Allah-lah Yang bisa menyelamatkan kalian, ibu kalian, ayah, dan teman kalian dari kejahatan. Karena itu, kalimat ini sering digunakan di saat terjadinya bencana alam atau kejadian-kejadian yang tidak diharapkan. Coba pikirkan: Bisakah ibu, ayah, atau semua orang lain yang kalian ketahui mencegah bencana alam, misalnya banjir? Mereka tentu tidak bisa, karena hanya Allah yang mengizinkan kejadian seperti itu terjadi pada manusia, sehingga hanya Dia yang bisa mencegahnya.
Kata “insya Allah” berarti “jika Allah berkehendak”. Oleh sebab itu, ketika kita berkata bahwa kita akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, kita wajib berkata, “Insya Allah.” Ini karena hanya Allah yang mengetahui masa depan dan menciptakan masa depan itu menurut kehendak-Nya. Tidak ada yang akan terjadi kecuali jika Dia menghendakinya.
Ketika salah seorang teman kalian, misalnya, berkata, “Aku pasti akan pergi sekolah besok,” dia salah karena kita tidak tahu apakah Allah akan menghendakinya pergi sekolah besok. Mungkin dia besok sakit dan tidak bisa pergi sekolah, atau cuaca buruk menyebabkan sekolah libur.
Oleh sebab itu, kita mengatakan “insya Allah” ketika menyebutkan niat kita di masa depan, yang mengakui bahwa Allah mengetahui segalanya, bahwa segalanya terjadi hanya dengan kehendak-Nya dan bahwa kita tidak akan pernah bisa mengetahui maksud dari perbuatan Allah atas kita. Dengan begitu, kita memperlihatkan hormat kita kepada Allah, yang memiliki kekuasaan dan pengetahuan tak terbatas.
Dalam ayat Al Qur’an, Allah memberi tahu kita bahwa Dia menginginkan kita berkata “insya Allah” (jika Allah menghendaki):

“Dan jangan sekali-kali kalian mengatakan terhadap sesuatu, “Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi”, kecuali (dengan menyebut), ”InsyaAllah.” Dan ingatlah Tuhanmu jika kalian lupa dan katakanlah, “Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk melakukan hal yang paling sesuai dengan niatku ini”. (QS Al-Kahfi: 23-24)

Mungkin kalian tidak terlalu paham tentang masalah ini, tetapi itu tidak begitu penting. Agar kalian mengenal Allah, yang perlu kalian lakukan adalah melihat ke sekitar kalian dan berpikir.
Segala hal di sekitarmu penuh dengan keindahan yang menunjukkan sifat Allah dan kekuasaan-Nya yang tak terbatas. Pikirkanlah tentang kelinci putih yang cantik, lumba-lumba yang tersenyum, warna-warna indah sayap kupu-kupu, atau lautan yang biru, hutan hijau, berbagai jenis bunga dan keindahan lain yang tak terhitung di dunia. Allah-lah Yang menciptakan semua ini. Allah telah menciptakan seluruh alam semesta yang kalian lihat, dunia dan makhluk di dalamnya, dari tidak ada menjadi ada. Oleh sebab itu, dengan melihat keindahan yang Dia ciptakan, kalian akan melihat kekuasaan-Nya yang tak terbatas.
Jelaslah bahwa kalau kita ada, berarti Allah itu ada. Karena itu, pertama-tama marilah kita pikirkan tentang keberadaan kita dan bagaimana Allah menciptakan kita begitu sempurna.

Dari : Serial Harun Yahya (Indahnya Islam Kita)