Tuesday 16 February 2010

BERDIRINYA KERAJAAN ISLAM DI DEMAK

Dalam penyiaran dan perkembangan Islam di Jawa, umumnya para mubaligh Islam dikenal dengan sebutan Wali. Mereka ini mensentralisir aktivitasnya, dengan menjadikan kota Demak sebagai pusat kegiatan mereka. Atas perintah Sunan Ampel, Raden Patah ditugaskan mengajarkan agama Islam serta membuka pesantren di desa Glagah Wangi
termasuk daerah kabupaten Jepara pada waktu itu, yang kemudian dikenal dengan nama Bintoro.
Pada kira-kira tahun 1475 M. Raden Patah mulai melaksanakan perintah gurunya dengan jalan membuka madrasah atau pondok pesantren di desa tersebut. Rupanya tugas yang diberikan kepada Raden Patah dijalankan dengan sebaik-baiknya. Lama kelamaan desa Glagah Wangi ramai dikunjungi orang. Tidak hanya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan agama, tetapi kemudian menjadi pusat perdagangan bahkan akhirnya menjadi pusat kerajaan Islam pertama di Jawa.
Desa Glagah Wangi, dalam perkembangannya kemudian karena ramainya akhirnya menjadi Ibukota negara dengan nama Bintoro Demak, mengenai nama Bintoro ini terdapat berbagai pendapat. Menurut keterangan dari Dr. R.M. Soetjipto Wirjosoeparto:
“Demak dari bahasa Kawi : artinya ialah pegangan (pemberian). Yang dimaksud Demak itu sesungguhnya daerah yang dihadiahkan rupa-rupanya oleh raja Majapahit kepada R. Patah. Daerah yang dihadiahkan oleh raja itu selalu disertai surat resmi semacam besluit yang dipegang oleh orang yang menerimanya. Apabila R. Patah menerima hadiah tanah di pantai utara Jawa pemberian ini diberikan kepadanya (Demak), untuk dipegang (dikuasai). Adapun kata Bintoro, saya belum pernah dengar. Menurut paham saya, rupa-rupanya Bintoro berhubungan dengan perkataan betoro, dan betoro dengan betoro yang dalam Agama Hindu dianggap bertahta dibukit kramat yang bernama Himalaya atau Parwata, keterangan ini diperkuat oleh nama bukit perwata di Grobogan.”
Kalau menurut Prof. Dr. R. Ng. Poerbatjcaraka, nama Demak itu adalah dari bahasa Jawa kuno, ujarnya :
“Menurut riwayat, Demak itu menurut bahasa Jawa kuno, artinya hadiah; Demak-cerkam.x)
Sedangkan menurut pendapat Hamka, Demak itu berasal dari bahasa Arab :
“Menurut pendapat saya, kata Demak itu berasal dari bahasa Arab: “Dama”, artinya “air mata”. Karena kesulitan menegakkan Islam, maka dinamakan Demak”.
Adapun H. Oemar Amin Hoesin berpendapat :
“Demak mungkin berasal dari kata bahasa Arab Dimyat ( ) suatu nama kota yang terdapat di Mesir. Sebab pada zaman Khalifah Fatimyah guru-guru
agama banyak yang datang ke Indonesia, adalah dari sana.”
Akan tetapi menurut pendapat penulis, besar dugaan Demak itu adalah dari bahasa Arab. Dhima’ yang artinya rawa. Hal ini mengingat, bahwa di daerah Demak dimana ibukota Islam itu didirikan, adalah tanahnya kebanyakan berasal dari bekas rawa. Bahkan sampai sekarang jika musim hujan di daerah Demak sering digenangi air, maklumlah karena tanahnya adalah bekas rawa.
Dan kerajaan Islam pertama di Jawa ini diduga berdiri pada tahun 1478 M. Hal ini didasarkan atas jatuhnya kerajaan Majapahit yang diberi tanda candrasengkala: Sirna hilang kertaning bhumi, yang berarti tahun Saka 1400 atau tahun 1478 M, pada masa pemerintahan Prabu Kertabumi Girindra Wardhana yang juga bergelar dengan Brawijaya VI (1478-1498) yang berkedudukan di Keling sebelah timur laut Kediri, di Jawa Timur. Sesudah itu berkuasa Prabu Udara Brawijaya VII (1498-1518) di Kediri yang dikabarkan kemudian kalah perang dengan tentara Demak. Karena itu berselisihlah para ahli sejarah dalam menentukan tahun berdirinya kerajaan Islam di Demak. Ada yang menentukan tahun berdirinya kerajaan Islam di Demak. Ada yang menentukan tahun 1478 M. berdasarkan candrasengkala tersebut di atas akan tetapi ada pula yang menetapkan tahun 1518 M, adapun alasannya ialah oleh karena pada tahun tersebut adalah merupakan tahun berakhirnya masa pemerintahan Prabu Udara Brawijaya VII, yang kalah perang dengan tentara Raden patah dari Demak.
Jika hal ini kita bandingkan dengan keadaan kita sekarang, rupanya apa yang menjadi perselisihan pendapat dari para ahli sejarah tentang tahun berdirinya kerajaan Demak. Maka sebagai contoh, kita ambil misalnya Sejarah Republik Indonesia, yang lahir pada waktu proklamasi 17 Agustus 1945. Akan tetapi pengakuan secara de facto maupun de jure oleh pihak Belanda barulah berlaku pada saat penyerahan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949. Mungkin dari kejadian di atas, para ahli sejarah akan berselisih paham.
Ada yang berpendapat bahwa Republik Indonesia itu resminya lahir 17 Agustus 1945, akan tetapi mungkin ada yang berpendirian, bahwa Republik Indonesia secara de jure baru diakui sah baik oleh Belanda maupun dunia luar baru pada 27 Desember 1949. Demikian juga mengenai tahun berdirinya kerajaan Demak, barangkali kerajaan Demak itu dahulu secara resmi didirikan pada tahun 1478 M. Akan tetapi baru diakui sah berdirinya oleh para ahli sejarah, pada tahun 1518 M. Setelah kekuasaan tampak besar, serta dapat memperoleh kemenangan yang gilang gemilang, sesudah berhasil memukul mundur lawannya.

No comments:

Post a Comment